Langsung ke konten utama

Pengendalian Pikiran Dalam Mengendalikan Anxiety?


            Kesehatan manusia dinilai dari berbagai aspek dimulai dari Bio, Psiko, Sosial dan Kultural. Salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan adalah kesehatan psikologis atau yang biasa dikenal dengan kesehatan mental. Seorang individu akan berkembang karena adanya dorongan dan tekanan selama proses kehidupannya. Ketika seorang individu tidak memberikan respon yang adaptif maka akan terjadi ketidakseimbangan yang mempengaruhi psikologisnya. Salah satu jenis respon psikologis yang ditemui adalah Anxiety atau dikenal dengan kecemasan.

            Kecemasan adalah kondisi ketika seseorang memiliki kekhawatiran terhadap sesuatu, kondisi ini normal jika dapat direspon dengan baik sehingga kecemasan dapat dikendalikan (Unicef, 2022). Kecemasan yang berada dalam rentang normal akan bermanfaat untuk menumbuhkan rasa waspada sehingga dapat meminimalkan situasi yang tidak diinginkan, tetapi sasa khawatir yang terjadi secara berlebihan akan menyebabkan seorang individu kewalahan dan tidak mampu mengendalikannya yang disebut dengan kondisi gangguan kecemasan yang membuat pikiran dan aktivitas terganggu.

Penyebab kecemasan sulit untuk dikenali secara pasti, biasanya sumber stress akan menjadi pemicu umum bagi individu untuk memiliki kekhawatiran dan rasa tidak tenang. Stres menjadi poin penting dari berbagai gangguan kesehatan mental sehingga mayoritas penanganan kesehatan mental salah satunya adalah dengan menekan tingkat stress dan menciptakan ketenangan dengan berbagai metode baik secara medis maupun terapi non farmakologi.

Pemberian terapi medis yang dilakukan sering memberikan efek samping terhadap individu seperti rasa mengantuk, gangguan pencernaan maupun rasa ketidaknyamanan. Berbagai literasi mengatakan bahwa kesehatan mental yang tidak diberikan penanganan akan menjadi kronik dalam jangka panjang serta terjadinya peningkatan persentase kekambuhan. Hal ini menjadi pertimbangan dan dukungan dalam pemberian terapi non-farmakologi karena kondisi penyakit yang membutuhkan waktu jangka panjang tidak bisa hanya bergantung dengan pengobatan medis yang memiliki efek samping dan menurunkan kualitas hidup dari si penderita.

 

            Terapi non-farmakologi adalah terapi supportif ataupun tambahan yang diberikan tanpa penggunaan obat-obatan sehingga tak jarang terapi ini minim efek samping dan bahkan tidak ada. Pilihan terapi nom-farmakologi untuk mengatasi Anxiety sangat banyak sehingga memudahkan individu ataupun keluarga mempelajarinya sesuai dengan kebutuhan. Salah satu terapi non-farmakologi yang dapat diberikan kepada penderita Anxiety adalah terapi penghentian pikiran negatif (Thought Stopping).

            Thought Stopping adalah salah satu terapi kognitif dengan fokus dalam pengendalian isi pikir. Ketika pikiran-pikiran negatif menumpuk, individu akan dipimpin untuk segera memutus pikiran tersebut dengan menyebutkan kata “STOP” dengan suara keras maupun bisa diucapkan secara mandiri di dalam hati. Setelah pemutusan pikiran negatif dilakukan, individu diarahkan untuk memikirkan pikiran-pikiran yang lebih positif. Jadi, dapat diartikan bahwa Thought Stopping merupakan pengubahan arah berpikir dari pikiran negatif menjadi pikiran positif. Tindakan Thought Stopping dapat diawali dan diakhiri dengan melakukan relaksasi napas dalam dengan tujuan untuk memberikan ketenangan dan fokus yang lebih baik pada individu dalam pelaksaan terapi. Relaksasi napas dalam dapat dilakukan dengan mengambil napas melalui hidung, kemudian ditahan sekitar 2 detik dan dihembuskan lewat mulut secara perlahan. Sediakan lingkungan yang tenang dan kondusi untuk hasil yang lebih baik. Anda dapat melakukan terapi Thought Stopping dimanapun dan kapanpun anda mau, ketika sedang berada dalam kerumunan dan anda merasa sesak dan rasa cemas meningkat, anda dapat melakukan teknik Thought stopping dengan menyebutkan kalimat “Stop” pelan ataupun di dalam hati, lakukan hingga rasa cemas berkurang dan anda merasa lebih tenang (Giyaningtyas et al., 2019).

 

Referensi:

Giyaningtyas, I. J., Yani, A., & Hamid, S. (2019). The Effect of the Thought Stopping Therapy on Reducing Anxiety Among Mother of Children with Stunting. International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS), 2(2), 7.

Unicef (2022). What is anxiety?. Retrieved from: https://www.unicef.org/indonesia/mental-health/article/anxiety

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prosedur Pemeriksaan Gula Darah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat sehat ceria. Pemeriksaan gula darah merupakan suatu tindakan untuk mengambil dan menganalisis kadar gula darah kita, apakah dalam rentang yang normal atau tidak. Nilai rujukan rentang normal gula darah sewaktu adalah 70-200mg/dl. Ketika melakukan pengukuran kadar gula darah kita akan familiar dengan yang namanya Hiperglikemia dan Hipoglikemia. A. Hipoglikemia  Hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah mengalami penurunan dibawah nilai normal dan merupakan kondisi klinik yang membutuhkan penanganan yang bersifat emergensi. Menurut (ADA 2005) batasan yang digunakan dalam hipoglikemia adalah  rentang kurang dari 70 mg/ dl. Penyebab hipoglikemia: 1. Kesalahan pemberian insulin  2. Jumlah makanan yang dikonsumsi tidak cukup  3. Penurunan produksi glukosa hati  4. Peningkatan penggunaan energi  5. Pengosongan lambung yang lambat  6. Penurunan klirens insulin  B. Hiperglikemia  Hiperglikemia adalah suatu keada

Masase Kaki Untuk Penderita Hipertensi

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hipertensi adalah keadaan ketika terjadinya peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dan menetap pada  beberapa kali pemeriksaan tekanan darah  yang disebabkan oleh satu atau beberapa  factor resiko yang mengalami gangguan dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Wijya & Putri, 2013). Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama terjadinya gangguan  jantung, gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular. kebanyakan kasus hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit  tertentu, sehingga sering disebut sebagai  “silent killer”. Banyak sekali langkah yang dapat dikerjakan untuk mengatasi hipertensi, mulai dari terapi farmakologi hingga komplementer. Salah satu terapi komplementer yang terbukti secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah adalah dengan memberikan masase kaki. Masase atau pijat adalah penggunaan tekanan dan gerakan yang bervariasi untuk  memanipulasi otot dan jaringan lu

Cara Mengatasi Diare

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh semua. Pernahkah kalian mengalami diare?     Ya, hampir semua orang pernah mengalami diare. Jadi bagaimana ya cara mengatasi Diare? Berikut infonya: Menurut unit kerja koordinasi(UKK) Gastro-hepatologi ikatan dokter anak Indonesia(IDAI) (2009), diare adalah berubahnya konsistensi tinja menjadi lebih lunak serta peningkatan frekuensi buang air besar. Diare terbagi menjadi diare akut yang berlangsung lebih kurang 15 hari dan diare kronis yang berlangsung lebih dari 15 hari.     Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni:  1. Faktor infeksi 2. Malabsorpsi (Gangguan penyerapan) 3. Makanan  4. Faktor Psikologis Cara penularan diare: Ditularkan melalui fecal-oral-menelan makanan yang terkontaminasi - kontak dengan tangan yang terkontaminasi.  Pencegahan diare 1. Pemberian asi dan memperbaiki makanan sapihan 2. Menggunakan air bersih 3. Mencuci tangan 4.Menggunaka jamban keluarga, membuang tinja dengan cara dan tempat yang tepat 5. Pember